Rabu, 06 April 2011

asas-asas pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN
ASAS PENDIDIKAN ISLAM

A. Asas-asas pokok pendidikan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau  tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Di dalam bab I secara tersirat telah dikemukakan berbagai asas tersebut dengan pengkajian berbagai dimensi hakikat manusia (keindividualan, kesosialan, kesusilaan, keberagaman). Pandangan tentang hakikat manusia merupakan tumpuan berpikir utama yang sangat penting dalam pendidikan, salah satu dasar utama pendidikan adalah bahwa manusia itu dapat dididik dapat mendidik diri sendiri, seperti diketahui, manusia yang dilahirkan hamper tanpa daya sangat tergantung orang lain (orang tuanya, utamanya ibu) namun memiliki potensi yang hamper tanpa batas untuk dikembangkan.
Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut bersumber baik dari kecenderungan umum pendidikan didunia maupun yang bersumber baik dari pemikiran  dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia. Diantara berbagai asas tersebut, tiga buah asas akan dikaji lebih lanjut dalam paparan ini.
Ketiga asas tersebut adalah asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hayat, dan asas kemandirian dalam belajar. Ketiga asas itu dipandang sangat relevan dengan upaya pendidikan, baik masa kini maupun masa depan. Oleh karena itu, setiap tenaga kependidikan harus memahami dengan tepat ketiga asas tersebut agar dapat menerapkanya dengan semestinya dalam penyelenggaraan pendidikan sehari-hari.
1.      Asas Tut Wuri Handayani
Asas tutwuri handayani, yang kini menjadi semboyan Depdikbud, pada awalnya merupakan salah satu dari ”Asas 1922” yakni tujuh buah asas dari perguruan nasional taman siswa (didirikan 3 juli 1922). Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sistem among dari perguruan itu. Asas maupun semboyan tutwuri handayaniyang dikumandangkan oleh kihajar dewanatara itu mendapat tanggapan positif dari Drs. R.m.p sustra kartono (filsafat dan ahli bahsa), yakni ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, yakni:
-          ing ngrasa sung tulada (jika didepan, menjadi contoh)
-          ing madya mangun karsa (jika ditengah-tengah, membangkitkan kehendak, hasrat adalah motivasi)
-          tut wuri handayani (jika dibelakang, mengikut dengan asas) seperti diketahui
perguruan nasional taman siswa yang lahir pada tanggal 3 juli 1922 berdiri atas tujuh asas yang merupakan asas perjuangan untuk menghadapi pemerintah kolonial belanda serta sekali gus untuk mempertahankan kelangsungan hidup  dan sifat yang nasional dan demokrasi. Ketujuh asas tersebut yang secara singkat disebut ”asas 1922” adalah sebagai berikut:
  1. bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan mengingat terlibatnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
  2. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri.
  3. Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan diri sendiri.
  4. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
  5. Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuh-penuhnya lahir maupun batin hendaklah diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan apapun dan siapapun yang mengikat, baik berupa ikatan lahitr maupun batin.
  6. Bahwa sebagai konsenkuensi hidup dengan kekuatan sendiri mutlak membelanjai segala usaha yang silakukan.
  7. Bahwa dalam mendidik anak perlu adanya keikhlasan lahir batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamaten dan kebahagiaan anak-anak.
Dua semboyan lainya, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari tut wuri handayani, pada hakikatnya bertolak dari wawasan tentang anak yang sama, yakni tidak ada unsur perintah, paksaan adalah hukuman, tidak ada campur tangan yang dapat mengurangi kebebasan anak untuk berjalan sendiri dengan kekuatan sendiri. Dari sisi lain, pendidik setiap saat siap memberi uluran tangan apabila diperlukan anak, ing ngarsa ing tulodo (didepan memmberi contoh) adalah hal yang baik melihat kebutuhan anak maupun pertimbangan guru. Ing madya mangun karsa (ditengah membangkitkan kehendak) diterapkan dalam situasi kurang bergairah adalah ragu-ragu untuk mengambil keputusan atau tindakan, sehingga perlu di upayakan untuk motivasi, ketiga semboyan tersebut sebagi satu kesatuan asas (ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani) telah menjadi asas penting dalm pendidikan di indonesia.
2. Asas belajar sepanjang hayat.
 Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Pendidikan seumur hidup merupakan concep. Oleh karena itu,UNESCO Institute for education (UIE Hamburg) menetapkan suatu devinisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus meliputi:
a. meliputi seluruh hidup setiap individu.
b. mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan, dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
c. tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu.
Kurikulum yang dapat mendukung terwujudnya belajar sepanjang hayat harus di rancang  dan diimlementasikan dengan memperhatikan 2 dimensi :
Dimensi Vertikal dari kurikulum sekolah yang meliputi :
1   Keterkaitan antara kurikulum dengan masa depan peserta didik.
2.Kurikulum dan perubahan Sosial kebudayaan
3.Perencanaan Kurikulum berdasarkan suatu Prognosis, baik tentang perilaku peserta didik pada .
b. Dimensi Horizontal dari kurikulum mereka keterkaiatan antara pengalaman belajar di sekolah  dengan pengalaman di luar sekolah.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan mendapatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator, di samping peran-peran yang lain :
Informasi, organisasai dan lain-lain. Terdapat beberapa strategi dalam pengaplikasian belajar- mengajar yang dapat memberi peluang pengembangan kemandirian  dalam belajar.
B. Asas-Asas Pendidikan
Pendidikan itu mempunyai asas-asas tempat ia tegak dalam materi, interaksi, inovasi dan cita-citanya.Jadi ia seperti kedokteran, misalnya seperti tehnik atau pertanian.Masing-masing tidak dapat berdiri sendiri , tetapi merupakan suatu arena dimana di praktekan sejumlah ilmu yang erat hubungan satu sama lain dan jalin-menjalin.
Bidang pertanian , misalnya merupakan tempat pertemuan kimia umum, kimia tanah, ilmu tumbuh-tumbuhan atau botani , lapisan bumi dan ilmu tanah, anatomi tumbuh-tumbuhan, klimatologi, genetic, pemakaman dan lain-lain.Begitu juga berpuluh-puluh ilmu lain, hasil-hasil terapannya bertemu pada bidang pertanian.
Jadi seorang dokter atau insinyur pertanian atau seorang pendidik memerlukan asas-asas untuk mempermahir profesi dan menambah pengetahuan , memperkarya pengalaman dan mengembangkan keterampilan. Ini menghendaki kita supaya jangan mengkajinya hanya sekali saja atau hanya untuk mendapatkan ijazah tetapi perlu selalu menela’ah dan terus berkomunikasi.
Jadi mengetahui dan mendalami asas-asas ini bukanlah tugas pemikir  dan ahli-ahli saja, tetapi praktisioner di rumah sakit dan pabrik, kebun atau di sekolah.
Berkenaan dengan asas-asas yang kita maksudkan , yaitu asas-asas pendidikan , dapat kita uraiakan dalam enam asas berikut ini :
Pertama Asas histories yang mempersiapkan si pendidik dengan hasil-hasil dan batas dan kekurangan-kekurangannya.Meliputi Sebagian ilmu sejarah dan arkeologi . dokumen-dokumen dan benda-benda tertulis yang dapat menolong menafsirkan pendidikan dari segi sejarah dan peradaban.
Kedua Asas-asas social yang memberinya kerangka budaya darimana pendidikan itu bertolak dan bergerak: memindah budaya, memilih dan mengembangkan.Meliputi sebagaian ilmu social dan kependudukan , antropoogi dan etnologi yang dapat menafsirkan masyarakat dan kumpulan, penduduk, sosialisasi dan perubahan, dan lain-lain.
Ketiga Asas-asas ekonomi yang memberinya persepektif  tentang potensi-potensi manusia dan keuangan, materi dan persiapan yang mengatur sumber-sumbernya dan bertanggung jawab terhadap anggaran belanjanya .Misalnya sebagian ilmu ekonomi dan akunting , budgeting dan perencanaan yang dapat menolong dalam investasi yang lebih ideal , keuntungan yang lebih memuaskkan dan kemampuan lebih tinggi.
Keempat Asas-asas polotik dan administrasi  yang memberinya bigkai ideology dari mana ia bertolak untuk mencapai tujuan yang di cita-citakan dan rencana yang telah di buat.Misalnya sebagian ilmu administrasi dan organisasi, undang-undang dan perundang-undangan yang dapat menafsirkan susunan organisasi pendidikan dan mengarahkan geraknya.
Kelima Asas-asas psikologi yang memberinya informasi tentang watak pelajar-pelajar , guru-guru, cara terbaik dalam praktek  , pencapaian dan penilaian , pengukuran dan bimbingan.Misalnya sebagian ilmu tingkah laku, biologi,fisiologi, dan komunikasi yang sesuai untuk memahami pengajaran dan proses belajar , perkembnagan, dan pertumbuhan, kematangan, kemampuan, dan kecerdasan, persepsi dan perbedaan-perbedaan perseorangan, minat dan sikap.
Keenam Asas-asas filsafat yang berusaha memberinya kemampuan memilih yang lebih baik  , memberi arah suatu system, mengontrolnya, dan memberi arah kepada semua asas-asasa yang lain.Misalnya sebagian ilmu etika dan estetika ,ideology, dan logika untuk memberi arah kepada pengajaran dan menyelaraskan interaksi-interaksi masing-masing , menyusun system-sistemnya sesusah di teliti dan dikritik dianalisa, dan di buat sintesis.









BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
            Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia dan hasilnya tidak segera tampak di perlukan satu generasi untuk melihat hasil akhir dari pendidikan itu oleh karena itu apabila terjadi kegagalan dalam suatu pendidikan  pada umumnya sudah terlambat untuk memperbaiki kenyataaan ini menuntut agar pendidikan itu dirancang di laksanakan secermat mungkin dengan memperhatikan sejumlah asas pendidikan :
1.Asas History
2.Asas Sosial
3.Asas ekonomi
4.Asas politik
5.Asas psikologi
6.Asas filsafat
4.Asas tut wuri handayani
5.Asas belajar sepanjang hayat
6.Asas Kemandirian dalam belajar















REFERENSI

1.Prof.Dr.Hasan Langgulung “ Asas-asas pendidikan Islam “ Pustaka Al-husna Baru. Jakarta.2008.
2.Prof.Dr.Abuddin Nata,M.A. “ Ilmu pendidikan islam dengan pendekatan multidisipliner “ rajawali Pers.Jakarta.2008.

makalah fitrah manusia

BAB I
PENDAHULUAN
Manusia diciptakan  Allah dalam struktur yang paling baik diantara makhluk Allah yang lain, struktur manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani atau unsur fisiologis dan psikis. Manusia dilahirkan dengan membawa fitrah-fitrah tertentu. Fitrah berarti kekuatan terpendam (laten) yang ada dalam diri manusia, dibawa semenjak lahir dan akan menjadi daya pendorong bagi kepribadianya.
Seperti yang tercantum didalam firman Allah SWT,
 maka hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan selurus-lurusnya (sesuai dengan kecenderungan yang aslinya) itulah fitrah Allah yang Allah mencepatkan   manusia di atas  fitrah itu. Itulah agama yang lurus, namun kebanyakan orang tidak mengetahuinya” .( QS ar Rum :30)
Sabda Rasullah SAW :
tiap-tiap anak dilahirkan diatas fitrah maka ibu dan ayahnya lah yang mendidiknya menjadi orang yang beragama yahudi, nasrani, dan majusi” (HR, Bukhari).
Melanjut pembahasan tentang pengertian fitrah dalam makalah ini mencoba menguraikan sedikit tentang fitrah manusia menurut ajaran islam berdasarkan kutipan-kutipan dari berbagai sumber.








BAB II
PEMBAHASAN
FITRAH MANUSIA MENURUT AJARAN ISLAM

1.      Fitrah Manusia
Fitrah manusia diantaranya adalah:
·        Kebebasan
Diantara kenikmatan yang kita rasakan dalam hidup ini ialah kebebasan. Allah tidak mengabaikan fitrah manusia, Allah menghargai kebebasan manusia. Firman Allah : “Tidak ada paksaan dalam agama, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah” (QS. Al Baqarah : 256).
Islam menghargai fitrah manusia berupa kebebasan. Islam menghargai kebebasan. Islam bukanlah suatu aturan yang dipaksakan, tetapi aturan-aturan Islam diciptakan dengan memperhatikan fitrah manusia, antara lain kebebasan.
·        Hanif
Hanif artinya : kecenderungan dan kerinduan kepada yg serba agung, mulia dan suci (yg benar, yg baik, indah, adil, lurus). Manusia pada kodrat dan fitrahnya mencintai kebaikan dan cenderung kepadanya. Tidak ada manusia yg mencintai kejahatan dan cenderung kepadanya.


”Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia; mereka mempunyai hati tapi tidak dipergunakannya, mereka mempunyai mata tapi tidak dipergunakannya untuk melihat,mereka mempunyai telinga tapi tidak digunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yg lalai”. (QS : Al A’raaf : 179).
·        Manusia Adalah Makhluq Individu Yang Bermusyawarah
Sudahlah pasti dan dapat dimaklumi, bahwa seorang manusia tidak mungkin bisa hidup tanpa berhubungan dengan orang lain. Dalam hidupnya manusia mempunyai dua jalur hubungan (komunikasi), yakni hubungan dengan Tuhan (habluminallah) dan hubungan dengan sesama manusia (habluminannas). Sebenarnya, keduanya merupakan satu kesatuan.
1.      Hablumminallah
Hablumminallah adalah hubungan dengan Allah. Bentuk hubungan seorang manusia dengan-Nya ialah ibadah-ibadah khusus, yang cara-caranya sudah ditentukan
2.   Hablumminannas
Hablumminannas ialah hubungan antar manusia. Hubungan antar sesama manusia ini sering diungkapkan dalam bentuk aturan-aturan kehidupan (hukum-hukum kemasyarakatan). Hukum Allah ditetapkan oleh Allah sendiri, sedangkan hukum antar sesama manusia ini ditetapkan atas kesepakatan bersama. Munculnya hukum ini boleh atas persetujuan formal, boleh tidak; boleh tertulis, boleh pula tidak tertulis. Sudah barang tentu, hukum buatan manusia ini tidak diperkenankan bertentangan dengan hukum Allah untuk manusia.
Khusus untuk hukum antar manusia, metoda musyawarah merupakan hal yg disukai Allah. ”Dan (bagi) orang-orang yg menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawrah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka”. QS Asy Syuura : 38).
·         Manusia Makluq Pengabdi
Dan bila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali bertaubat kepada-Nya; kemudian bila Tuhan merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat daripadaNya, tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan Tuhannya”. (QS. Ar Ruum : 33).
·         Manusia Ciptaan Yang Terbaik
Firman Allah :“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yg baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yg sempurna atas kebanyakan makhluq yg telah Kami ciptakan” (QS. Israil : 70).
Sesungguhnya Kami menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. A Tiin : 4).
·        Manusia Khalifah di Muka Bumi
Firman Allah Swt. : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi …………..” (QS. Al Baqarah : 30).

Khalifah artinya wakil, khalifah Allah berarti wakil Allah. Dengan fitrah-fitrah yang telah saya uraikan diatas dan melaksanakannya, maka pantaslah manusia menyandang predikat sebagai khalifah Allah.
Sesuai dengan fungsinya ini (khalifah) di bumi, maka oleh Allah telah ditundukkanlah segala makhluq yang lain kepada manusia.

2.      Agama Memenuhi Tuntutan Fitrah
Fitrah ada kalanya tertutup atau hilang oleh  sebab  tertentu. Oleh sebab itu, fitrah menghendaki pengembangan seperti fitrah intelelek, jika di kembangkan manusia akan menjadi pintar, tetpi sebaliknya, jika tidak dikembangkan  akan menjadi bodoh. Begitu pula dengan keadaan fitrah-fitrah yang lain. Sehubugan dengan fitrah agama ini, A. Saboe mengatakan bahwa tiap-tiap orang wajib mempunyai agama, satu-satunya sifat manusia yang dapat membedakanya dari hewan.
Fitrah adalah kemampuan dasar atau pembawaan, suatu kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang dianugrahkan dari Allah  SWT, didalamnya terkandung berbagai  komponen   yg saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainya.
Menurut H . M . Arifin (2000 : 93) komponen-komponen potensi tersebut adalah:
1.      Kemampuan dasar untuk beragama islam
2.      Bakat
3.      Insting atau naluri
4.      Nafsu
5.      Hereditas atau sifat turun temurun
6.      Karakter
Dalam unsur-unsur ini Allah memberikan seperangkat kemampuan dasar yang memiliki kecenderungan berkarya yang disebut potensialitas, yang menurut pandangan islam dinamakan “fitrah”.

3.    Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
Untuk mengetahui kebutuhan manusia terhadap agama dapat dilihat antara lain dari segi kebutuhan fitrah manusia, kemudian menggabungkannya dengan apa yang diberikan agama bagi pemenuhan kebutuhan tersebut. manusia secara  umum memiliki dua kebutuhan, pertama, kebutuhan spiritual dan yang kedua, kebutuhan material. Murtada Muthahari berkesimpulan, bahwa pada hakekatnya agama memilik dua keistimewaan, yaitu agama sebagai kebutuhan fitri dan emosional manusia. Ia juga merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan fitri manusia,  yang kedudukanya tidak dapat digantikan  untuk apapun, dengan demikian sesungguhnya kebutuhan manusia terhadap agama pada umumnya dan pada islam khususnya, bukanlah merupakan kebutuhan sekunder (sampingan atau pelengkap), melinkan kebutuhan primer (dasar) yang berhubungan erat dengan substansi kehidupan manusia.
Beberapa pemikir memberikan pendapatnya berkenaan dengan kebutuhan manusia terhadap agama, anatara lain:
·         Hendry Bergson, bahwa agama tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sebab agama merupakan keharusan esensial yang senantiasa menyertai manusia dalam kehidupanya, rasa keagamaan akan muncul sebagai naluri hidup.
·          Carl Gustav Jung, bahwa agama sebagai kebutuhan psikis manusia yang mengisi kekosongan batin, memenuhi tuntutan hidup, serta merupakan kebutuhan jiwa manusia. Agama yang diyakini kebenaranya akan  memproyeksi dan memeberi rasa aman bagi pribadi penganutnya.
·         Ernest Renan, naluri beragama dalam diri manusia tidak pernah hilang, malahan akan tetap menjadi argumentasi yang kokoh dalam menghadapi ideologi-ideologi materealis yang mencoba mengurung akal pikiran  manusia hanya pada medan kehidupan duniawi yang amat sempit.
·         Farid Wajdi, naluri beragama memang tidak mungkin dilenyapkan, sebab merupakan naluri yang paling tinggi dan mulia yang ada dalam jiwa manusia.

Fungsi agama:
·          Agama memberi makan rohani.      
·         Agama menanggulangi kegelisahan hidup.
·         Agama memenuhi tuntutan fitrah.
·         Agama mengatasi keterbatasan akal dan tantangan hidup.

4.       Pengembangan Fitrah                        
Fitrah manusia sebagai anugerah Allah yang tidak ternilai harganya itu harus dikembangkan agar manusia dapat menjadi manusia yang sempurna (insan kamil). M Natsir menyebutkan bahwa pengembanga fitrah adalah salah satu tugas risalah yang diemban untuk nabi Muhammad SAW.
Setiap usaha pengembangan fitrah itu harus dilaksanakan secara sadar, berencana dan sistematis.
Berkembang atau tidaknya fitrah itu tergantung kepada dua faktor:
1.         Usaha manusia sendiri.
2.         Hidayah (petunjuk) Allah SWT
Hidayah Allah dalam rangka pengembangan fitrah ada  beberapa macam:
1.         Hidayah Aql   (akal)
2.         Hidayah Qalb (hati)
3.         Hidayah Din  (agama)




BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Pada hakekatnya, dalam diri manusia ada fitrah untuk senantiasa berbuat baik dan menjauhkan diri dari perbuatan jahat. Nurani manusia selalu merindukan kedamaian dan ketenangan. Jauh di dalam lubuk hati manusia, pada dasarnya selalu ada kerinduan untuk terus menerus mengikuti jalan agama yang benar. Inilah fitrah manusia yang sesungguhnya, fitrah yang diajarkan Islam.
Islam menegaskan bahwa manusia itu pada dasarnya baik.  Pelihara saja dasar itu, tidak usah ditambahi dan dikurangi. Meminjam istilah Dante Alegieri dalam bukunya Divina Comedia, menurut Islam manusia itu dilahirkan dalam fitrah yang suci.  Sehingga seorang bayi, hidup dalam alam paradiso (kalau mati dalam Islam dianggap langsung masuk ke surga). Dalam perkembangan selanjutnya—dalam istilah keagamaan—karena kelemahannya sendiri, sang bayi yang tumbuh pelan-pelan menjadi dewasa ini lalu tergoda, karena tarikan kehidupan dunia, sehingga sedikit demi sedikit ia masuk ke alam inferno: “neraka dunia” (metafor untuk mereka yang menjauhi diri dari suara hatinya yang suci).

2.      Referensi
http://didijunaedihz.wordpress.com/2008/02/08/fitrah-manusia/
Drs. Murip Yahya. MPd. Pengantar Pendidikan, Bandung, Prospect, 2008
Prof. Dr. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakrta Pusat, Kalam Mulia, 1998.
Drs. Muhammad Alim, M.Ag, Pendidikan Agama Islam, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2006.




Selasa, 05 April 2011

cowok tempramental

Pada suatu perkumpulan ku tak sengaja menghampiri seseorang yang aku kira itu adalah sahabat ku tapi pas aku tepuk punggungnya ternyata sederetan muka yang asing untuk aku lihat tapi samar-samar aku pernah bertemu sama cowok itu, tapi dimana ya???suasana saling memandang menjadikan aku manusia yang super bengong, seperti baru melihat orang……cowok itu langsung bilang “ Minggir kamu!!!” dengan nada yang lumayan keras dan ngembentak juga. tersentak ku dengar suaranya,,, wihhhhhhhhhhhh… cowok gila kali ya???orang aku hanya numpang lewat dan dia yang menghalangi tubuh ku untuk masuk malah dia yang marah seharusnya kan aku bukan dia.awas saja kamu kalau ketemu dalam wamtu yang tidak terduga-duga dan masih marah-marah sama aku pasti aku bejek-bejek kamu.